Dear keluargaku Ppi Greater Manchester,
Saya adalah fans Arsenal. Tapi saya tidak tahu mengapa 17 bulan yang lalu saya mendaftar kuliah di University of Manchester. Setahun sudah saya mencari jawaban, akhirnya sore tadi saya menyadari hal ini: Tuhan tahu bahwa jarak Manchester-London hanya 6 jam, setara dengan £10, naik bus Sumber Kencono. Sementara di Manchester makanan lebih murah, lebih lagi ada banyak orang Indonesia luar biasa yang akan mengajarkan saya banyak hal tentang kehidupan. What a GREAT DEAL!
Saya hanya bisa bersyukur, berkenalan dengan lebih dari 300 warga Indonesia di Manchester, baik mahasiswa maupun non-mahasiswa dengan segala kehebatan, kelucuan, dan keanehannya. Terlebih lagi bersyukur karena setahun yang lalu saya diberi kesempatan untuk menjadi pelayan di sebuah rumah yang bernama Ppi Greater Manchester. Rumah ini besar dan kerjaannya banyak. Saya bisa mati mengerjakan pekerjaan rumah sendiri. Puji Tuhan saya dibantu oleh pelayan-pelayan yang ikhlas meringankan pekerjaan saya: (dari kiri ke kanan) Kang Dias August Surya Putra, Ko Stephen Cahyadi yang mewakili bosnya Rafif Baswara, dik Gita Septiani Ekaputri, dik Raras Kinanti, Cik Natasha Marxyz, Sir Terence Cameron, Ko Jeven Sendjojo yang mewakili bosnya Bu Aprida Sondang Silitonga, Paklik Rian Fatah Mochamad, Pakdhe Tri Danur Wenda Sukardjoyang mewakili bosnya Cak Ryan Sosiawan, dan Dik Deca Enandra Putra. Juga, dua orang yang tidak ada di foto tapi tidak diwakili oleh siapa-siapa: Karina Anindita dan Nindya Herdianti. Tanpa mereka semua ini, tugas saya sebagai pelayan di rumah sebesar ini menjadi mustahil dikerjakan. Terima kasih, cintaku!
Rumah ini anggota keluarganya keren-keren, mulai dari penulis buku, ketua PPI UK, selebriti Instagram, anggota DPR RI, sampai fans fanatik JKT 48 terutama Shani.– (mulai bingung menghubungkan perumpamaan Ppi Greater Manchester sebagai rumah dengan hakikatnya sebagai organisasi)–. Tugas saya menjadi mudah karena kita semua berbeda dan menawarkan perbedaan itu menjadi kekayaan bersama. Hanya dengan orang-orang keren inilah kita bisa menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan sederhana sebagai cara kita menyayangi Indonesia dari jauh.
Terakhir, ini saya lampirkan sedikit catatan pekerjaan saya dan kawan-kawan pelayan yang lain selama setahun bekerja di rumah ini: https://drive.google.com/file/d/0BzvmUAvpKqDZSlJsbV9SSXdMRWc/view. Juga sebuah video jelek yang saya barusan buat dengan Microsoft Word: http://tinyurl.com/VideoJelek. Beneran jelek karena saya baru belajar buat video dengan aplikasi canggih ini. Mohon maaf atas segala kesalahan yang pernah saya dan teman-teman pelayan lain perbuat, be it mecahin gelas, nyapu kurang bersih, masak kurang garam, dll. Kami mau pamit undur diri, mencoba mencari pekerjaan di rumah lain yang mungkin masih membutuhkan pelayan-pelayan seperti kami. Tak lupa, saya sudah mencarikan pengganti pelayan yang saya yakin kerjanya lebih mantep setahun ke depan dengan bantuan seluruh anggota rumah ini: Fidhzariyan Utama dan Arya Bhaswara. Saya tidak minta gaji atas apa yang telah saya dan kawan-kawan kerjakan. Kami hanya berharap didoakan segera mendapatkan pekerjaan di rumah yang lain, di tengah-tengah keluarga baru yang bisa mencintai kami seperti kalian telah mencintai kami setahun ini dengan berbagai cara yang membuat kami takjub.
Manchester 15 Oktober 2016
Kula nyuwun pamit,
Filemon Yoga Adhisatya
Pembantu PPI-GM 2015/2016